My Corner

December 13, 2010

Hal remeh?

setelah kumpul2 dirumah mba' Uut tanggal 12 des 2010 lalu, saya membuat tulisan ini hanya sekedar untuk mengingat sharing saya saat itu...

pernah meremehkan sesuatu? iya, meremehkan sesuatu dimana sudah ada orang yang memberikan pituah, masukan ataupun sekedar mengingatkan tapi kita "merasa yakin" kalo yang akan kita jalani benar adanya dan bahwa tidak akan terpengaruh hal2 yang buruk, pernah? eh, g pernah yah :o umm...anggap aja udah pernah yah *maksa

gini, menurut saya, untuk mencapai sesuatu dalam urusan dunia perbandingan berhasil dan tidak, bisa diperkirakan 50:50 alias pesimis 50 optimis 50, hanya tinggal bagaimana usaha/ikhtiar kita untuk menggeser nilai pesimis sedikit demi sedikit dan memberi unggulan pada nilai optimis. apa yang dipertaruhkan? APAPUN, asal tidak melanggar aturan main dan bisa membuat sukses itu sah2 saja. sekali lagi ini menurut saya.

lain halnya dalam urusan akhirat, terkadang tanpa sadar justru kita memberikan taruhan terbesar, yaitu kefahaman agama. menganggap simple, enteng dan "yakin" kadang bisa membuat kita keluar sejengkal demi sejengkal dengan alasan mencari pembenaran. bingung?? iya sama, saya yang nulis juga bingung :p

gini deh kita pake contoh aja, kamu ingin menambah ilmu ditempat yang bisa dibilang "bahaya" bagi beberapa orang yang memang sudah tau lingkungan tersebut tidak baik dan mereka pun sudah mengingatkan kamu, tapi dengan "yakin" kamu tetep keukeuh jumeukeuh masuk ketempat itu untuk tekad awal yang baik yaitu menambah ilmu. salah? menurut saya tidak, toh niatnya baik. tapi apabila saat kamu menjalaninya ada rasa meremehkan "hal buruk" atau "pituah" beberapa orang tersebut, jangan lupa, jangan salah, kamu bisa terpengaruh dengan hal buruk itu dan menganggap orang yang memberi pituah itu SALAH adanya, tanpa disadari dan mungkin kamu sendiri tidak tau kapan hal itu bermula.  

saat seseorang melakukan kesalahan ia masih bisa ISTIRJA', tapi bagaimana saat hidayah lepas atau bahkan hilang?

contoh lain (saya ambil sebagian dari sharing salah satu rekan yang hadir)
kamu merasa kalo "dia" itu pasangan yang terbaik dan kamu ingin segera menikah dengannya. disaat yang sama orang terdekat menasehati untuk mempertimbangkannya lagi dan memperbanyak hajat-istikhoroh, tapi apa? mungkin kamu malah berpikir kalo mereka mempersulitnya dan tidak mendukung hal yang baik ini terlaksana, menikah. padahal kalau dipikir2 yang mereka lakukan itu benar adanya, seperti yang mba' Uut share ke saya dan rekan2 yang lain beberapa waktu lalu bahwasanya

menikah tidak hanya cukup untuk menjaga 2/3 agama, tapi dalam proses kesana kita perlu MENTAL, FINANCIAL DAN ILMU.

mau tau apa ilmunya? makanya dateng donk kumpul2 waktu itu *dijambak

Mengaji, dan kita akan dapat lebih banyak lagi bekal untuk mencapai jenjang itu dan mengamalkannya dengan baik.