My Corner

October 13, 2010

keluarga Bahagia ^^

Beberapa hari yang lalu saya ngumpul bareng temen lama disebuah tempat makan junkfood yang paling saya gemari yaitu keiefs* (nama tempat saya samarkan...halah J)). Sebagian besar teman2 membawa pasangannya bahkan anak mereka yang saya yakin itu hanya bertujuan untuk membuat saya iri :-w *husnudzon :p

Seperti biasa kalo ngumpul mesti kita obrolin sesuatu dari yang santai, konyol, g jelas sampai yang sedikit serius. Tapi lepas dari seru2nya kita ngumpul, seru2nya kita cekakak-cekikik musti ada sesuatu yang bikin saya merasa SANGAT lapar setelah mendengarnya, yaitu pertanyaan

“jadinya lo kapan nih riii...kapan nyusul kita? Aplagi dari kita udah banyak yg pny anak bahkan ad yang udah 2....lo kapan nih?” -__-‘ 

*ok..ok tenang guys saya tw saya pny sensasi aura yang berbeda sampai2 dari 3 org diantara kita yg belum menikah pertanyaan itu selalu ditujukan pada SAYA aarrgghh...saya terharuuu *eh :))

Ok dalam tulisan ini saya tidak membahas alasan kenapa sampai saat ini saya belum menikah, itu kan qodar  toh, saya yakin Allah sudah menyiapkan pasangan untk saya dan mungkin siGanteng ituh sedang melakukan penelitian di negeri lain untuk mendapatkan ilmu dunia dan akhiratnya demi menemukan saya yang....umm..yang...ah saya g mungkin kan bilang  disini kalo saya cakep *diamuk massa
(dilarang mengomentari paragraf ini, suka2 saya donk mw nulis apaan disitu [-( *tetep kepedean) :p)

Daaan....yang saya bahas disini adalah 5 syarat agar terwujudnya keluarga SAMARA *tsaaah...keren kan saya belom pernah merit tapi udah bisa kasih wejangan untuk kalian yang sudah menikah?  (tetep dengan nada iri ahahahaha...;)))

Ok, yang pertama adalah kalian para pasangan harus mempunyai sifat taqorrub alias saling dekat mendekati *sabaaarr...saya jelasin dulu
 Taqorrub yang dimaksud disini adalah suami-istri harus bisa saling dekat –mendekati, contoh kalo si suami baru gajian si is3 harus dengan sadar diri dan cekatan untuk bisa merayu suaminya agar diberi jatah lebih besar daripada bulan sebelumnya dengan cara mendekatkan diri dengan sangat dekat dan jangan lupa dengan wajah yang sangat manis, tubuh harum dan kalimat menggoda agar si suami tidak bisa menolak *eh..q’ contohnya sedikit ada yang aneh y?? :-? Uummm....maksud saya ituh..nggg..yaa gitu poko’nya bisa saling akrab-akur-rukun jauh dari masalah :D

Yang kedua adalah  ta’awwuf, yaitu setiap pasangan harus saling mencintai *yaiyalaaah nene2 shampoan jg tw klo org merit musti ada rasa cinta -_-‘ ...walopun saya akui kalo saya belum pernah merasakan mencinta *ealaah jd curhat tapi saya mengingatkan agar kalian para pasangan semua supaya terus menjaga RASA ITU *mirip judul lagu yah? Karena ap? Karena cinta itu adalah...ngg..cinta adalah ...cinta itu ya cinta, lebih jelasnya coba kalian rasakan dan ungkapkan dengan pasangan kalian masing2 ya *ngeles pdhal g tw gmn jelasinnyah :p

Yang ketiga adalah tasyawur, yang artinya musyawarah alias punya kesepakatan bila ada masalah. Jadi kalo cekcok jangan malah dibikin tambah panas, ribet,aplagi pake emosi. Jangan sampe!..lebih baik selesaikan dengan kepala dingin biar sama2 enak, sama2 nyaman, sama2 bisa tambah saling memahami satu sama lain. Selain itu bisa tambah saling cinta *caelaaahh :”>

Keempat adalah ta’awwun, bisa disebut juga saling tolong-menolong, g boleh menang sendiri, egois, ngerasa paling bener-pinter-kaya-sok kecakepan-kepedean! *eh q’ jd emosi :p iyah, poko’nya g boleh begitu harus saling menghargai dan mengerti satu sama lain. Misal, sekarang kan jamanny emansipasi g salah kan kalo istri kecapean ngurus rumah, c suami bantuin ngepel , atau nyapu, atau nyuci, atau nyetrika, sekalian juga masak gpp toh?! Kan itu jg saling tolong-menolong artinya:D *ok, contoh ini jangan diikuti biar emansipasi qt sebagai wanita harus tetap menghargai suami, g boleh kelewatan! Yang penting keporo ngalah n rebutan ngalah :D

Yang terakhir adalaaaahh....ta’affuf alias saling memaafkan. Ini yang paling penting diantara 4 hal penting diatas *menurut saya
Kadang karena merasa sudah suami-istri kita sering berpikir “ah, itu kan wajar” atau “ah, mang sudah sewajarnya toh begitu?” atau “suami/istri saya insyA sudah mengerti saya, jadi saya yakin kalo Cuma BEGINI pasti di maafkan” naaaah....yang begini nih menurut saya musti diilangin untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, misal kesal/sebel terpendam yang sewaktu2 bisa meledak dan diungkit pada saat salah satu/keduanya emosi. Bukankah lebih baik kita mempraktekkan “saling memaafkan” dengan cara meminta maaf kepada pasangan misal sebelum tidur *abis cuci muka-sikat gigi istri mencium tangan suaminya dengan ucapan “maaf ya, mungkin 1 hari ini saya melakukan kesalahan atau ada sesuatu yang bikin kamu kesal” atau sebaliknya suami mengecup kening atau apalah caranya sambil mengucapkan “maaf ya kalo seharian ini ada kesalahan yang saya lakukan” insyaAllah dijamin sama Allah rumah tangganya langgeng amiiiiinnn :)
Seperti yang telah Allah jelaskan didalam alquran surat at-taghabun (64) ayat 14 yang isinya:
"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat ini diturunkan karena, terkadang istri atau anak dapat menjerumuskan suami atau bapaknya untuk melakukan perbuatan2 yang tidak dibenarkan oleh agama. Percaya g percaya *harus percaya ya..kan iman :) tapi inilah kenyataannya. Makanya akan lebih baik sikap saling memaafkan disertai dengan 4 sikap lain yang diterapkan dengan baik dan tetap diniati Karena Allah.

Yup, tulisan ini tidak bermaksud menggurui para pembaca yang sudah memiliki pasangan . ini Cuma pemikiran saya yang menurut saya tidak salah untuk disebarluaskan.
Bagi yang tidak berkenan, tidak setuju atau bahkan emosi setelah membaca tulisan ini saya mohon maaf yang sebesar2nya yaa :)





No comments: